Jumat, 22 Agustus 2014

10 Inspirasi Hebat dari Steve Jobs

MumpungMuda.com -- Siapa sih yang tidak kenal dengan Steve Jobs, sosok inspiratif yang lekat dengan kata "Apple" yang punya banyak hal untuk dipelajari darinya. Setidaknya 10 dari banyak hal itu bisa MuMu hadirkan buat kamu. Apa saja, yuk simak, Sob.

1. DESAIN
Jobs memang anti-mainstream. Tahu tidak, saat para produsen personal computer (PC) berkejar-kejaran menciptakan prosesor tercepat dan tercanggih, Jobs asik sendiri dengan menciptakan desain yang cerdas, unik dan minimalis. Produk terbaru Apple, MacBook Air, misalnya, adalah persimpangan antara desain, harga, dan penampilan. Dengan segera, para produsen lain mereplika semua produk Apple.

2. MUSIK

Hadirnya iTunes pada 2003 menjadi pelopor perdagangan musik digital secara legal. Dipadukan dengan iPod, jadilah iTunes retailer musik online terbesar di dunia dengan 20 juta lebih member yang total telah men-download 15 miliar lagu.

3. PC

Cara orang bekerja di kantor dan di rumah berubah sejak kehadiran Apple II ciptaan Jobs dan Steve Wozniak pada 1977. Inilah PC paling populer pada era 1980-an yang praktis digunakan sebagai alat kerja.

4. PASCA-PC

Sebagaimana merevolusi komputer personal lewat Apple II, Jobs juga memelopori era pasca PC lewat komputer tablet, iPad. Padahal, hingga tahun lalu produk itu dianggap bagus secara ide, tetapi sulit direalisasikan sebagai produk. Namun, lihatlah hasilnya: Pada 2010 saja iPad terjual 14,7 juta unit dan pada kuartal pertama 2011 penjualannya meroket 183 persen. Itu bukti bahwa ide Jobs tentang orang kian butuh gadget portabel yang gampang dibawa ke mana-mana benar.

5. IKLAN

Diawali iklan Macintosh pada 1984 yang dibuat oleh Ridley Scott, sutradara yang merebut Oscar lewat film Gladiator, pariwara produk buatan Apple selalu saja seelegan dan seinovatif produk itu sendiri. Misalnya, iklan Mac versus PC yang dibintangi aktor Justin Long. Pada akhirnya, seperti produknya, iklan-iklan Apple pun ditiru banyak pihak.

6. IPHONE

Lewat iPhone, Jobs mengawali era smartphone. Dengan desain minimalis, touch screen yang nyaman dipakai, dan sistem operasi yang solid, iPhone pun menghajar habis upaya Palm dan RIM menelurkan produk ponsel pintar. Jobs terlibat penuh dalam tiap tahap pengembangan produk yang konon menghabiskan dana USD 150 juta itu. Jobs pula yang memasukkan fitur visual voice mail, sesuatu yang ketika itu belum ada, tetapi kini menjadi hal wajib di tiap produk ponsel pintar.

7. EKOSISTEM

Konsep ekosistem ala Jobs memungkinkan orang menghemat bahan bakar serta sampah kertas dan plastik. Produk komputernya, misalnya. Dengan hardware, software, serta servis yang semuanya berasal dari Mac dengan kualitas nomor satu, pembeli tak perlu lalu lalang untuk meng-upgrade komputer yang dibeli. Bayangkan, berapa banyak bahan bakar yang bisa dihemat. Begitu pula toko musik digital iTunes. Jutaan lagu dan album telah terjual tanpa perlu kertas, plastik, dan bahan bakar untuk pergi ke toko atau mengantarkan produk ke rumah pembeli. Tinggal download ke iPod, beres.

8. SISTEM OPERASI MAC

Operation system (sistem operasi) Apple selalu didesain lebih simpel daripada milik para kompetitor, seperti MS, DOS, Windows, atau Linux. Para penggemar Windows kerap mengkritik OS Mac yang mereka anggap tak lazim. Tetapi, justru di situ kekuatannya: dengan membuatnya sesimpel dan semudah mungkin untuk digunakan, OS Mac justru dikenal stabil dan gampang diakses.

9. APPLE STORE

Saat pertama membuka Apple Store di Tyson Corner, Virginia, banyak yang mencibir. Tetapi, sepuluh tahun kemudian, jumlahnya menggurita, menjadi 345 toko, yang memaksa Microsoft menirunya, meski tak semuanya sukses. Kunci kesuksesan Apple Store terdapat pada penataan toko yang memudahkan pembeli berinteraksi dan mencoba produk.

10. APPLE INC

Warisan terbesar Jobs bukanlah smartphone, tablet, atau sistem operasi. Melainkan, Apple itu sendiri. Sejak masuk lagi pada 1997, Jobs berhasil menyulap perusahaan yang nyaris kolaps tersebut menjadi raksasa yang berhasil meminggirkan para raksasa lain, seperti Microsoft dan HP. Yang dilakukan oleh Jobs terhadap perusahaan yang kini memiliki 12 ribu karyawan itu bisa dibilang sebagai turnaround terbesar dalam sejarah bisnis dunia.(CNN/islamedia)

Terus, Gw Gak Boleh Bilang InsyaAllah?

“Eh lo besok bisa datang kan ya?
“Kemane?”
“Ke sekre lah, kita kan mau rapat untuk acara bulan depan”
“Oh, oke, insya Allah”
“Insya Allah barek ka iyo atau ka indak ko?” (berat ke iya atau ke tidak ini?–pen)
Apakah kamu pernah mengalami percakapan serupa dengan di atas, saya pernah, sering malah. Saat seorang teman menagih komitmen kita untuk datang ke sebuah kegiatan, dia menagih janji, terus kita jawab ‘insya Allah’, nah si teman ini tersenyum “Insya Allah-nya berat ke iya atau tidak?”. Wah, memang salah kalau berjanji dengan mengucapkan ‘insya Allah’? Check!
Insya Allah, kita semua sudah tahu lah ya artinya. Intinya ‘jika Allah mengizinkan’. Jika Allah mengizinkan maka aku akan datang. Jika Allah mengizinkan maka aku akan kembali. Jika Allah mengizinkan maka aku akan meminangmu,… (ups, keceplosan). Jadi intinya, mengucapkan kalimat “insya Allah” adalah kepasarahan diri bahwa Allah lah yang mempunyai kuasa atas segalanya. Bisa jadi ketika datang hari H atau waktu yang sudah dijanjikan ada kendala ini dan itu. Nah, ada yang bisa menjamin bahwa dia akan tetap hidup atau tidak terjadi hal diluar dugaan setelah ia mengikrarkan janji itu? Maka ‘insya Allah’ adalah sebaik-baik jawaban untuk berjanji.

Insya Allah, jika Allah mengizinkan aku akan datang,…
Tapi permasalahannya adalah ketika kalimat ‘insya Allah’ digunakan seenak perut. Saat ditanya ini dan itu jawabnya ‘insya Allah’. Bukannya takut ada halangan atau gimana, cuma gak mau ngasih jawaban pas dan ‘insya Allah’ disalah gunakan untuk berdalih karena tak punya alasan. Jadi kesannya ‘insya Allah’ adalah jawaban abu-abu. Antara iya atau tidak, namun kebanyakan menjadi ‘tidak’. Di beberapa kejadian di kehidupan ini rasanya kita pernah menemukan orang-orang yang dengan entengnya berkata ‘insya Allah’ terus mengingkarinya. Alhasil, lahir hipotesis bahwa ‘insya Allah’ adalah jawaban yang mendekati ‘tidak’?

Dasarnya janji adalah hutang, hutang mesti dibayar, kalaulah tidak di dunia ya di akhirat. Maka berjanji harus didahului dengan berpikir matang-matang sanggup atau tidaknya kita melakukannya. Terkadang ada yang senang menyanggupi segala sesuatu, rasa-rasanya bisa tapi akhirnya tidak dikerjakan juga. Terkadang ada yang iya-iya saja demi citra, akhirnya dia sendiri yang memperburuk citranya karena melanggar janji itu sendiri. Beruntung kalau orang yang dijanjikan paham, nah kalau kita dicap ‘munafik’ gimana coba?

Jadi karena seseorang tidak bisa memprediksi bahwa diri kita pasti mampu melaksanakan sesuatu yang telah dijanjikannya pada orang lain pada masa yang akan datang, maka seharusnya kita sertakan janji-janji kita dengan kalimat Insya Allah (jika Allah menghendaki) atau bi Masyiatillah (dengan kehendak Allah) atau illa An YasyaAllah (kecuali jika Allah menghendaki). Hanya saja, saat mengucap insya Allah atau kalimat serupa, kita harus memahami bahwa kita tidak sekadar berjanji pada yang bersangkutan saja, tapi kita telah menyertakan Allah di dalamnya. Jadi insya Allah berarti (mutlak) iya, bukan jawaban untuk menghindar, dan tentu saja bukan berat ke ‘tidak’. Sekali lagi, Insya Allah itu artinya Jika Allah berkehendak bukannya Gak Janji, ya,..

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,” kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhan-mu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhan-ku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.”(QS: Al Kahfi ayat 23-24)

“Jangan insya Allah, insya Allah saja, bilang iya kenapa. Boleh jelas!” kata teman saya lagi.
Jadi, beliau lebih mengharapkan jawaban ‘iya’. Okeh,..
“Insya Allah iya” kata saya, tentu saja tetap ada kata ‘insya Allah’-nya.
Wallahua’lam bi shawab

Cara Mudah Agar Follower Twitter Bertambah

Bismillah, cukup lama saya tidak menulis di Portal Rabbani, karena satu, dua atau lebih hal yang mengganjal, tapi kali ini saya tertarik untuk menulis lagi. Kali ini tulisan sederhana saja, dari pengalaman pribadi (yang walaupun belum terealisasi) *lho

Social Media a.k.a SosMed memang menjadi tren yang tidak ada habis-habisnya, pun ketika habis satu yang lain muncul lagi, tidak usahlah saya sebut apa-apa saja itu produk SosMed. Tapi, barangkali, kita bisa bersepakat bahwa: kebahagiaan seorang user adalah ketika memiliki banyak orang dalam jaringannya! Terlepas dari motif apakah itu. Setujukan ya?

Nah, biar tulisan ini mengerucut, saya ingin memfokuskannya pada situs sosial Twitter. Teman-teman pasti tahu kan ya? Twitter digadang-gadang akan menyalip Facebook dalam beberapa tahun ke depan. Twitter yang terbatas 140 karakter menjadi unik dan digunakan oleh orang di dunia, institusi serta komunitas untuk berbagi informasi secara cepat. Twitter juga menjadi media pembangunan isu, apalagi di tahun politik sekarang ini. Cuma, biar tujuan berbagi informasi (ataupun isunya) bisa lebih ng-efek tentu kita harus punya banyak follower kan ya. Nah, sesuai judul di atas. Kita mulai kaji kiat-kiatnya. Ini dia, check.
  1. Sering-seringlah memposting tweet yang bermanfaat, posting yang bermanfaat akan memancing orang untuk me-retweet dan memperluas jangkauanmu. Content is the king! Dalam dunia blogger pun, blogger yang berjaya adalah yang mempunyai postingan berbobot, ketimbang yang cuma bagus di tampilan.
  2. Postinglah pada jam-jam yang tepat. Kamu harus lihat kapan Prime Time di mana banyak user yang online (biasanya sekitar pukul 6 sore sampai 10 malam adalah saat yang paling ramai di twitter)
  3. Postinglah tweet benar-benar secara terjadwal, posting yang rutin menandakan ada kehidupan di account tersebut. Bisa jadi sekali sehari kultwit, atau minimal sekali seminggu gitu.
  4. Jangan ragu untuk me-retweet jika memang ada tweet yang bagus dan bermafaat dari orang lain untuk followers anda. Intinya jangan gengsi pula me-retweet kultwit dari temanmu kalaulah itu bermanfaat.
  5. Mintalah mention ke account yang followersnya lebih banyak dari anda,dengan demikian anda secara tak langsung di promosikan. Bisa juga mention seleb tweet atau akun anonim populer. Mention tweet yang terkait tapi ya, mudah-mudahan di RT.
  6. Pajang account twitter di berbagai identitas, jangan sungkan untuk mengajak orang lain bertukar account. Ikut grup Tim Follow Back, promosi sana-sini atau (jika kamu punya) mencantumkan akun twitter-mu di blog atau minimal di akun Sosmed lainnya.
  7. Pede saja ketika ngetweet,jadilah diri sendiri. Followers yang pintar akan tahu apakah ada tweet yang memang benar-benar berasal dari diri anda atau bukan. Nah, ini namaya ciri khas. Jangan meniru orang lain. Ayo, berani beda.
Nah, barangkali itu yang bisa saya tulis untuk saat ini. Pengen nutup sama quote-nya Rasulullah SAW “Manusia yang terbaik itu adalah manusia yang bermanfaat bagi yang lain”. Mari kita tebar manfaat dari diri kita. Lewat Twitter dan akun sosial lainpun bisa. Eh ya, follow akun saya ya @half_fadli dan salam kenal.[]

Harus Bisa move On

Percaya deh, kedewasaan berpikir akan membuat orang mengambil keputusan yang berbeda. Kedewasaan berpikir akan membuat dia tidak memutuskan dengan segera, menghitung-hitung perkataannya. Mencari tahu efek jangka panjang dan lain sebagainya. Sekarang mungkin kamu agak risih melihat tingkah anak-anak sekolah yang alay minta ampun, seakan itu adalah 'hina' sekali. Tapi mungkin kamu lupa, kalau dulu kamu pernah juga mengalaminya. Saya yakin sebagian besar dari kita pernah melewati atau menderita sindrom tersebut, hehe

Ketika remaja atau dalam masa sekolah, kadar kematangan pribadi kita waktu itu baru sebatas bisa memutuskan segala sesuatu dengan (dominan) menggunakan perasaan, dikutip dari sebuah sumber, Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu, salah satunya adalah ketidakstabilan emosi. Coba ingat-ingat ketika dahulu, kita mudah sekali terprovokasi karena teman.

"Kalau lu memang gentel coba tembak cewek itu, kalau berani gw bersedia jadi suruhan lu selama seminggu!"

Ketika remaja dahulu, barangkali kamu seringkali membuat janji-janji yang pada kemudian hari akan kau sesali sendiri. Beberapa hal lahir begitu saja tanpa pertimbangan, karena kita cenderung menginginkan apa yang membuat kita senang dan tanpa pikir panjang. Senang nonton anime, senang main game online sampai berhari-hari, dan lain-lain. Dan lain-lain. Mungkin juga, senang pacaran. *blushed*

Nah, ketika sudah beranjak dewasa kenangan masa sekolah suka membuat senyum-senyum sendiri, atau menyesal sendiri. Apakah dahulu saya memang seperti itu, memalukan sekali. Rasanya ingin kembali ke masa lalu lantas berbisik ke diri kita sendiri untuk begini dan begitu. Karena faktanya, banyak sekali orang (beranjak) dewasa masih terkungkung dalam ingatan dan putusan-putusan yang ia buat di masa remajanya. Orang ini biasanya susah move on, ada saja kenangan masa lalu yang menghambat langkahnya untuk maju. Barangkali juga harapan-harapan yang mungkin saat ini sudah sangat kecil kemungkinannya untuk terwujud.

Dalam satu cerita, saya sering menemukan teman-teman dan adik-adik juga, ngomong kalau "kamu mungkin tidak percaya kalau dahulu saya seperti apa", "abang mungkin salah menilai saya, karena jika abang tahu masa lalu saya, abang mungkin akan menjauh". Seakan dia sendiri yang punya masa lalu, hehe

So...?
Lihatlah ke depan, Cuy. Saya sebenarnya tidak peduli betul sebenarnya dahulu si A atau si B seperti apa, yang jelas saya bisa melihat bahwa sekarang dia punya potensi untuk masa depan. Ketimbang dia terlalu lama tenggelam dalam euforia kenangan lalunya, kenapa tidak coba berpikir ke depan. Dan awan-awan pun senantiasa bergerak, bumi senantiasa berputar. Waktu terus bergulir. Semuanya bergerak, sedangkan kita tidak?

Mengingat masa lalu, apa lagi berharap padanya, sebenarnya mematok standar statis yang kita harap dan akan kita capai. Sayangnya, kehidupan tidak statis melainkan dinamis. Seperti roda. Jadi, sudah semestinya lah kita juga harus bergerak. Harus bisa move on. Hamasah!

Ini Untungnya Jadi Orang Belakang Layar

Sejak zaman Sekolah Dasar (SD) saya bisa dibilang setia menjadi orang belakang layar. Maksudnya saya sulit untuk memberanikan diri tampil di depan (kelas). Keadaan berlanjut hingga saya duduk di bangku SMA. Sampai saat itu masih saja belum berani untuk tampil di depan kelas, jikalau ada tugas yang menyertakan penampilan sedapat mungkin saya hindari. Minimal berusaha mendapatkan nomor urut paling belakang. Tugas membacakan puisi misalnya. Entah kenapa rasa gugup itu kerap memuncak dan membuat sekujur tubuh saya panas dan berkeringat. Sederhananya saya pengidap demam panggung yang lumayan parah.

Jika dipandang sepintas menjadi orang belakang layar itu barangkali bisa dikatakan orang yang cari aman. Kau hanya bertugas berpikir dan orang lain yang menjalankannya. Kau mengkonsep dan orang lain menerapkan. Kau susah-susah membuat dan orang lain yang mendapat nama. Pada satu kejadian di sekolah., status orang belakang layar terkadang membuat kesal, saat kau sudah susah-susah menanam dan memupuk parahnya orang lain yang memetik. Saat kau sudah lama diam-diam menarget sesuatu tapi orang lain lebih dahulu.

Tapi kali ini, saya ingin mengajak, bagi siapapun yang sering berkecil hati karena tidak bisa meninggalkan status "orang belakang layar"-nya. Bagi yang susah move on dari itu. Jika dilihat dari lain sisi sebenarnya kau adalah orang yang beruntung. Orang belakang layar setidaknya dapat,

1. Fokus kepada pekerjaan

Kita tidak membutuhkan Cak Lontong untuk melakukan survey terkait ini, sebagian besar orang sudah paham kalau orang belakang layar memiliki sifat penyendiri. Dengan kata lain, ia menikmati waktu saat jauh dari hiruk-pikuk lingkungan. Dia bisa menciptakan suasana nyaman bagi dirinya sehingga bisa berfokus pada pekerjaan yang tengah digarapnya.

2. Tekun

Jauh dari keramaian membuatnya memiliki banyak waktu untuk melakukan pekerjaan. Orang belakang layar biasanya tekun melakukan pekerjaan. Dengan asumsi bahwa tidak ada yang mengganggu pekerjaannya sehingga dia bisa totalitas dalam mengerjakan itu.

3. Terlihat Stay Cool

Bukannya saya mau mengatakan bahwa yang bersangkutan minim ekspresi tapi dia bisa menyembunyikan kegalauannya. Orang belakang layar adalah tipe manusia introvert yang suka menyembunyikan perasaan. Apapun yang terjadi, mereka biasanya berusaha untuk tidak tampak kesulitan.

4. Cocok bekerja di industri kreatif

Tipe orang ini sangat cocok bekerja di industri kreatif. Menjadi desainer grafis, penulis, pelukis, arsitek atau pekerjaan-pekerjaan yang 'banyak merenung' lainnya. Kerennya bisa jadi analis ekonomi, akuntan hingga investor.

5. Konseptor atau pengendali lingkungan

Asiknya, orang belakang layar kerap menjadi konseptor. Mereka menjadi perancang konsep, penyusun strategi dan pemantau lapangan. Orang ini biasanya mengendalikan orang lain meskipun ia tidak menonjol. Memberikan pertimbangan yang didengarkan dan menjadi teman yang baik untuk berunding.

Nah, barangkali itu untungnya jadi orang belakang layar. Bagaimanapun pribadi kita, jika kita pandai mencermati tentu banyak hal positif yang bisa kita dapati. Setiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing, yang penting tetap bersyukur. Salam.

Sayangnya, Kita Cuma Anak Muda

Saya mohon maaf kepada Bung Karno, bukannya tidak ingin mengutip pernyataannya tentang pemuda yang terkenal itu, hanya saja sudah terlalu mainstream, lagipula saya rasa sudah sebagian besar orang mengetahuinya maka anggaplah pendahuluan ini sebuah ajakan untuk mengingatnya.

Dalam kehidupan sehar-hari sering kita temukan berbagai diskriminasi sosial, terhadap perempuan dan juga terhadap anak muda. Tengoklah di lingkungan tempat tinggal kita pastilah ada satu-dua orang yang meremehkan keperkasaan pemuda. Berbagai omongan sumbing terdengar merusak pendengaran kita orang-orang muda ini. Dimulai dari anak muda cuma mengerti cara bersenang-senang. Anak muda (sekarang) tidak mau memeras keringat. Anak muda sekarang egois. Anak muda sekarang, bukannya bangga dengan bahasa dan budaya sendiri malah ikut-ikut bahasa dan budaya asing. Terkagum-kagum dan bangga dengan orang luar, bukan dengan bangsa sendiri. Hadeeh.

Gondok? Kesel?
Saya iya, sangat malah. Tapi tentu tidak men-judge kalau pernyataan itu sebenarnya salah. Ada benarnya juga dan kita mesti bisa terima bahwa sekarang memang seperti itu realitanya. Tengok saja, kebanyakan anak-anak muda sekarang.

Pernah suatu ketika, tidak cuma satu kali, saya temukan banyak teman yang 'curhat' ke saya atau melalui media sosial bahwa dia tidak bangga jadi anak Indonesia. Apa sebab? Tentu banyak sekali. Banyaknya mafia di negeri ini, ketidakjujuran bertebaran, koruptor bak selebritis, birokrasi berbelit-belit dan segala hal yang merujuk pada kesimpulan bahwa "kita kecewa kepada anak-anak tua, para pejabat, para pimpinan yang makan enak di atas penderitaan rakyat". Bahkan ada yang bilang menyesal lahir di Indonesia serta membanding-bandingkan Indonesia dengan negara luar. Mendengar hal itu segera saya bantah "kalau lo bosan tinggal di sini (Indonesia) pergi saja ke luar".

Pun nyatanya banyak orang bermental kerupuk, bermoral bobrok di negeri ini, apakah berarti tidak ada orang baik di dalamnya? Jangan bandingkan Indonesia dengan Jepang dalam hal kejujuran dan kedisiplinan kalau kamu masih sering nyontek dan bolos sekolah. Jangan bandingkan Indonesia dengan Korea Selatan atau Iran dalam militer dan persenjataan kalau kamu belum tahu sebenarnya kita diembargo oleh AS. Jangan badingkan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan Eropa kalau tidak sadar banyak tikus di pemerintahan, tingkat desa sekalipun.

Sayangnya, Kita Cuma Anak Muda
Bukannya tidak ada anak muda yang berniat memperbaiki negeri ini, ada lah, banyak malah. Hanya saja belum maju sudah mundur. Saat orang-orang meragukan kemampuan kita, saat pandangan skeptis merongrong semangat sadarilah bahwa mereka butuh satu mata lagi untuk mampu melihat potensi kita. Pernah dapat bantahan seperti "kamu belum dewasa untuk memikirkan ini", "serahkan saja pada yang lebih berpengalaman" dan lain-lain? Sekian banyak kelakar yang mendiskreditkan anak muda, yang mengatakan pemuda melempem. Jangan benarkan, bantahlah dengan perbuatan.

Jika Kau Kecewa, Gantikan Mereka
Banyak orang kecewa dan meninggalkan hal yang ia kecewakan itu. Mencoba menarik diri darinya dan membangun kenyamanannya sendiri. Menurutku itu bukan solusi. Jika kau kecewa dengan para pendahulumu perbaiki diri dan rebut posisi mereka. Nasib bangsa ini tidak akan berangsur baik jikalau kita tetap biarkan orang yang tidak tepat naik memimpin. Sudah saatnya negeri yang besar dan kaya ini dipimpin oleh orang-orang baik yang tidak lembek terhadap asing. Dipimpin oleh orang-orang terdidik dan tidak terbiasa dengan perilaku curang. Oleh orang-orang yang datang dengan tujuan mengubah bukan menjarah. Dan saya yakin orang itu adalah kamu, percayalah.